Minggu, 25 Oktober 2015

Menclok itu Baru Oke

Seorang sahabat bercerita, ia sedang suka menclok sana sini. Mencloknya tentu dalam maksud yang baik. Ya pastinya. Sebab kebiasaan menclok dia membuat saya pun tergiring untuk berbuat yang sama. Membuat saya tak segan memisahkan diri untuk sekedar menclok beberapa saat menjauh dari duniawi dan hingar bingarnya yang memusingkan kepala.

Sejak sahabat saya suka bersemedi di rumah ibadah, dimana pun ia melihat dan waktu memanggilnya. Sejak itu saya tergoda mencicipinya. Sejak itu saya merasakan nikmat yang sama. Sejak itu ada yang hilang jika saya nggak menclok sejenak hanya untuk melaporkan kesedihan saya dalam menghadapi si kecil yang mudah marah, saat saya tak bisa melunasi hutang saya, saat saya tidak akur dengan salah seorang ibu yang mudah marah, saat saya galau dengan dateline dan saat saya nggak dapat honor dari tulisan saya. Uhuk uhuk uhuk...

Sahabat saya memang baik hati. Dan saya bersyukur bukan karena dia tapi karena Dia. Saya bersyukur karena dengan bantuaNya dan melalui sahabat saya, saya jadi semangat hidup lagi. Jadi semangat menulis lagi dan jadi semangat cari duit lagi. Pastinya semangaaaaat untuk istiqamah.

Iya itu harus. Memasuki tahun baru islam, saya juga harus menjadi sosok yang baru. Yang menampilkan hati baru dihadapaNya dan membuat tulisan baru yang lebih segar. Agar pembaca saya tidak jenuh dan bahagia saat pegang buku saya yang baru.

My New Book
   

1 komentar:

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!