Kamis, 17 Juli 2014

Resensi di Suara Merdeka

Salah satu impian saya adalah menulis resensi di media ini. Alhamdulillah, tanpa menunggu waktu lama (12 Juli kirim, 15 Juli sudah dimuat), resensi buku Revolusi Makan karangan Dr.Hiromi Shinya termuat di Suara Merdeka edisi Selasa, 15 Juli 2014. Girang? sudah pasti..tak menyangka respon redaksi sangat cepat. Terima kasih saya haturkan pada Allah yang mengabulkan doa dan selalu menanamkan semangat pada mental saya. Juga pada blog mas Muhammad Ridho yang setia menjawab komentar saya sehingga saya pun mengerti alamat resensi suara merdeka dan juga alamat resensi media lainnya di sini.


Untuk menulis di ruang ini, cukup mengirimkan tulisan Anda (resensi) buku terbaru ke swarasensi@yahoo.com. Suara Merdeka memuat rubrik resensi setiap hari selasa halaman 9. Nama rubriknya "RAK". Saya kirimkan dengan subyek: Resensi Buku "RAK" - Hidup Sehat Berawal dari Usus yang Bersih. 
Tulisan saya terlalu panjang sehingga banyak yang diedit redaksi. Tulisan saya yang asli sebagai berikut:

Hidup Sehat Berawal dari Usus yang Bersih

Judul               : Revolusi Makan
Penulis             : Dr. Hiromi Shinya
Penerbit           : Penerbit Qanita PT. Mizan Pustaka
Tahun Terbit    : Cetakan I, Februari 2014
Tebal               : 160 Halaman
Harga              : Rp 69.000,-
ISBN               : 978-602-1637-19-7
Peresensi         : Ketty Husnia*
           
            Usus sebagai organ penting pencernaan terbukti berperan penting dalam mengendalikan kegiatan metabolisme. Jika asupan yang masuk ke dalam usus kurang tepat maka usus akan mengalami kepayahan. Akibatnya kinerja pencernaan memburuk. Itulah sebabnya indikator kesehatan seseorang terlihat pada proses cerna-serap-buang-nya. Kegagalan tiga proses utama tersebut dapat mengarahkan pada kondisi pencernaan selanjutnya. Rasa mual, begah (kembung), stres, sulit tidur bahkan melemahnya fungsi organ tubuh lain dapat menghinggapi mereka yang asal mengasup makanan tanpa memikirkan isi dan proporsinya.
“Orang dengan kondisi pencernaan buruk tidak dapat menjalani kehidupannya dengan bahagia. Untuk mencapai tubuh sehat dan bugar, kebersihan usus menjadi prioritas” (halaman 19).
            Memulai hidup sehat adalah dengung lama yang kerap kita dengar. Namun banyak di antara kita yang kebingungan, langkah awal apa yang harus ditempuh. Haruskah tetap menjalankan menu harian biasa dan menambahkan jam olahraga atau cukup mengurangi asupan karbohidrat dan protein saja? Buku yang ditulis oleh seorang penemu Metode Shinya (teknologi revolusioner dalam bidang endoskopi) ini, menuntun pembacanya dengan mengisi daftar periksa kesehatan usus sebagai pembuka halaman. Berikutnya Dokter Shinya akan memberi saran terkait kondisi usus pembaca.
“Seseorang dengan usus sehat masih memiliki musuh utama yang sulit dihindari, yaitu minyak” (halaman 16).
            Hal menarik dari buku ini terletak pada bahasan kecantikan tubuh yang sengaja diletakkan di langkah pertama dari enam langkah menuju usus sehat. Cantik dan usus memiliki hubungan yang berkaitan. Hiromi Shinya meyakini kecantikan terpancar dari usus yang bersih. Fakta ini menggugurkan sebagian pendapat yang beranggapan bahwa cantik bisa dipoles dengan aneka bahan kimia dan teknologi. Bukan tanpa alasan Profesor Ahli Bedah ini berargumen demikian. Menurutnya usus yang bersih dari tumpukan sampah makanan akan meningkatkan bakteri baik sehingga usus bekerja lebih aktif, proses buang air pun lancar (halaman 34). Jika sudah demikian kulit pun tampak  sehat, segar dan bercahaya.
“Bukan hanya itu, sakit kepala, nyeri haid, jerawat, kulit kasar, sembap pada wajah, kaki atau tangan, alergi dan radang kulit akan berkurang sehingga Anda dapat senantiasa tampil cantik secara alami dengan dandanan sederhana” (halaman 20).
            Untuk mencapai usus yang sehat dan bersih dibutuhkan evaluasi pola makan. Jika makanan yang sebelumnya terlanjur kurang mengandung tiga bahan utama “makanan hidup” yaitu: air, sayur-sayuran mentah dan buah-buahan, maka saatnya mencoba menikmati makanan tersebut di pagi hari. Jus mentah campuran wortel, kubis dan sawi atau buah apel, pir, jeruk, pisang, anggur, kiwi, mangga menjadi pilihan sarapan terbaik bagi usus.
“ Semakin banyak kita mengonsumsi makanan hidup, semakin baik pula kesehatan jiwa dan raga kita” (halaman 27).
            Kiat selanjutnya adalah mengurangi secara perlahan lalu menjauhi konsumsi makanan yang sukar dicerna seperti produk hewani dan olahan susu; roti dan mi yang terbuat dari tepung gandum putih; kue dan penganan yang mengandung gula putih; dan makanan yang mengandung banyak minyak (halaman 24). Semua makanan lezat tersebut mengakibatkan terbentuknya “sampah basah” dalam usus. Usus besar menjadi sempit, mengeras dan melemah.  
“Bukankah kita sering bersendawa dan mengeluarkan kentut yang berbau lebih menyengat daripada biasanya setelah mengonsumsi daging?” (halaman 25).            Sebagai dokter bedah yang telah memeriksa 35.000 pasien, Hiromi Shinya mengajarkan pasiennya dengan memanfaatkan herba dari kelopak bunga untuk membersihkan usus, sebuah kebiasaan turun temurun para tabib kaisar di Cina. Pemanfaatan herba adalah langkah kedua buku ini. Hiromi memilih jenis tumbuh-tumbuhan karena dapat mengaktifkan daya hidup di dalam tubuh manusia dan membatu peremajaan sel. Bunga Persik, bunga Emas Perak, bunga Jeruk, bunga Merah dari Tibet dan bunga Wortel dari Barat adalah bahan baku ramuan dari kuncup bunga yang disarankan oleh Hiromi Shinya (halaman 53).
            Semua bahan baku tersebut berhasil diterapkan pada pasien Hiromi yang menderita sembelit. Sayang, tak semua bahan kuncup bunga dapat diperoleh di Indonesia. Meski demikian sebagian ilmu yang disampaikan Hiromi masih berlaku di kalangan masyarakat kita, seperti mengonsumsi air 2 liter sehari, memakan jus sayur dan buah di pagi hari atau mengurangi makanan pabrikan dalam menu sehari-hari.
            Ulasan utama buku ini sebenarnya terletak pada program 30 hari menyehatkan usus. Diawali dengan mengubah kebiasaan waktu dan menu makan, cukup minum air, konsumsi porsi jus enzim mentah secara tepat, mengistirahatkan usus selama setengah hari dan masih banyak lagi. Bahkan Hiromi mencantumkan beberapa fakta menarik yang sayang jika diabaikan seperti hubungan antara usus sehat dengan keinginan merokok; usus sehat dan kuyahan makanan; puasa pagi hari dan detoksifikasi; hingga mengubah cara bernapas. Sesuatu yang kerap dianggap sepele oleh masyarakat namun  penting bagi kerja usus manusia.
            Bagi sebagian orang yang rajin berpuasa, sikap hidup ala revolusi makan bukanlah masalah. Namun tekanan pada program ini bukan pada menahan diri dari makanan semata tapi terletak pada pemilihan jenis makanan yang tepat bagi pencernaan, yang meringankan metabolisme usus, tidak asal kenyang dan tetap mengandung gizi penting bagi tubuh manusia. Perilaku positif itu akan berakhir pada kondisi psikis yang membaik, yaitu rasa bahagia. Mulailah belajar meninggalkan kebiasaan mengonsumsi alkohol, rokok dan berbagai makanan perusak usus.

“Orang-orang yang lemah terhadap stres dapat menjadi lebih kuat apabila mereka memperbaiki sistem kekebalan tubuh yang berpusat di perut” (halaman 138).
            Melalui buku “Revolusi Makan”, Hiromi Shinya membuktikan bahwa kondisi perut yang sehat akan membuat suasana hati gembira, menghilangkan stres, memacu semangat kerja dan memperbaiki hubungan asmara.
“Orang dengan usus sehat pastilah orang yang baik hati karena dia tidak mudah marah” (halaman 142).
Jadi mulailah memperlakukan usus secara istimewa. Jangan sepelekan kesehatannya!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!