Selasa, 04 Februari 2014

Terima Kasih Internet

Saya mengenal internet sekitar tahun 2000. Saat itu menjejaki lingkungan warung internet adalah kesukaan. Semacam hobi yang tak ingin dilewatkan. Sayang sekali, untuk sebuah akses, saya harus membayar nilai yang cukup mahal. Harganya hampir sebanding dengan tiga kali makan sebungkus nasi rames. Tapi diukur dengan nilai informasi yang diperoleh, jelas saja, tak ada bandingannya.
Di tahun berikutnya, internet menjadi penghubung yang baik bagi silahturahmi dengan kakak saya yang bersekolah di negeri Sakura. Komunikasi jarak jauh itu sangat terbantu dengan bantuan internet. Dia tidak merasa terasingkan dan tetap "feel closer with his family".
Lalu ketika genderang nilai sewa jasa internet semakin murah, saya mendapatkan kemudahan untuk mengakses internet di lingkungan kampus. Internet masuk kampus memang sangat dinanti. Persaingan antara perpustakaan dengan dunia internet pun semakin menjadi. Meski untuk menulis sebuah karya skripsi, saya cenderung memanfaatkan informasi manual, "buku", internet tetap sebagai pendamping untuk menambah wawasan dalam melengkapi tugas kuliah.

Tiga tahun lalu ketika internet menjelajah lingkup rumah tangga, saya justru tidak memanfaatkannya secara maksimal. Telkom Speedy yang menjadi langganan mertua seharusnya membantu saya menjadi pengganti toko buku yang cukup langka di kota. Namun akses yang saya lakukan justru jarang. Hanya sesekali mencari informasi tentang kehamilan, pertumbuhan anak dan resep makanan. Selebihnya saya cenderung jenuh dengan internet. Ah saya yang memang belum mengerti manfaat besar di balik internet. Harusnya saya bersyukur dibandingkan mereka yang tak mudah mendapatkan layanan ini.

Kebingungan itu tiba-tiba lenyap ketika setahun kemarin saya kembali menjajal keinginan untuk mengakses dengan kontinyu dunia lain melalui internet. Porsi aktivitas yang belum terlalu sibuk disertai pendapatan keluarga yang minim, membuat saya mempunyai waktu luang untuk mencari informasi pekerjaan dan sumber penghasilan melalui media ini. Saya ingin bekerja, membantu suami tanpa harus keluar rumah dan meninggalkan keluarga. Saya pun mencari informasi yang pas untuk kemampuan dan ketrampilan saya. Ternyata dunia saya adalah satu, menulis. Ya saya lebih cocok jika berkutat dengan tulisan. Bermain dengan kata-kata adalah hal yang menarik ditambah dengan bumbu pengetahuan yang saya peroleh dari dunia maya maka lengkaplah isi tulisan itu.

Kini setelah saya akhirnya berkecimpung dalam dunia blog dan aktif mengisinya setiap bulan, saya semakin merasa bahwa mengasah tulisan itu memang perlu latihan. Di blog-lah saya berlatih dan terus berlatih secara mandiri. Blog membuat saya percaya diri untuk mulai mengajukan tulisan saya dalam beberapa lomba naskah antologi yang juga diadakan lewat dunia maya. Sungguh, tak dapat diduga bahwa internet dapat mengubah hidup saya.

Empat bulan yang lalu saya pun memberanikan diri untuk menerima tantangan menulis buku pertanian. Saya menggarapnya selama tiga bulan. Internet membantu saya dalam melengkapi data dan informasi. Semakin banyak yang saya akses, semakin banyak hal saya ketahui. Insya Allah jika buku itu terbit, akan menambah wawasan bagi para pembacanya.
Lalu sebulan yang lalu, saya kembali menerima tantangan untuk membuat cerita anak negeri Vietnam.

Tak mudah jika tak mencoba

Sungguh jika bukan karena bantuan informasi dari media internet, saya pasti sudah menyerah dengan tantangan ini. Sebab semua sumber saya peroleh dari internet. Akses super cepat yang saya jalani ikut memudahkan kerja saya. Alhamdulillah. Kini pekerjaan saya sudah mencapai 60%.

Menjelang akhir tahun, saya berpikir ulang bahwa dunia saya kemarin ternyata bergerak dengan cepat. Hal ini baru saya sadari setelah beberapa minggu yang lalu, saya kembali menemukan ide. Ide dan gagasan tema itu justru muncul ketika saya sedang beristirahat dari keasyikan internet akibat sakit. Ya, saya mendapat kesempatan untuk mengirim tulisan ke media cetak lokal dengan bahan-bahan bersumber dari internet. Pengalaman menulis buku yang pernah saya lakukan, memprakarsai ide ini. Jujur saya rasakan, banyak hal yang saya ketahui setelah berkecimpung dan aktif menggali informasi dari media internet. Rasanya perasaan saya pun akan sama dengan orang lain jika mereka berhasil mendapat pengetahuan baru yang saya bagi. Ya berbagi ilmu pengetahuan! Pembaca senang, saya pun demikian.

Berawal dari ini semua, saya pun membuat resolusi untuk tahun depan dengan semakin aktif menulis di media blog juga harus berhasil membuat tulisan untuk tembus di media cetak lokal. Belajar mengolah ide dan merangkai kalimat menjadi berita yang menarik dan mudah dipahami pembaca. Ini memang tak mudah karena saya harus rajin berselancar. Namun saya yakin setelah ada teknologi internet, rasanya saya tak boleh membiarkan kemudahan di sekitar saya terlewati lagi dengan percuma.

Jika dulu saya sibuk mencari bahan bacaan dari internet maka saatnya bersiap membuat bahan bacaan yang bersumber dari internet. 

Dunia itu kaya dan luas..jika kita sanggup menggenggamnya dengan sempurna, setujukah Anda???.
 

1 komentar:

  1. Semoga sukses ya mak Ketty buku-bukunya, aamiin :)
    Internet memang sangat membantu kita belajar menulis ya mak..

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!