Yuk baca resensi buku ini di http://wasathon.com/resensi-/view/2014/06/19/-resensi-buku-cerita-orang-rantau-di-amerika. Wasathon menerima resensi buku dan cukup mengirimkannya pada wasathon@gmail.com
tak ada yang berbeda dari segi isi, hanya judulnya yang dirubah. naskah aslinya berikut ini:
Mengintip Pengalaman Hidup
di Negeri Orang
Judul Buku :
Kopi Sumatera di Amerika
Penulis : Yusran Darmawan
Penerbit : Noura Books (PT. Mizan Publika)
Terbit :
Cetakan I, Desember 2013
Tebal : 251 Halaman
Harga : Rp.49.000
ISBN : 978-602-1606-08-7
Tak ada salahnya
bermain-main dengan mimpi. Asal kita benar-benar berusaha merintisnya. Pesan
itulah yang coba disampaikan oleh sang pengelana, Yusran Darmawan dalam kisah
nyatanya. Ia menerima tantangan sang kawan untuk menjajal kemampuannya meraih beasiswa.
Impiannya pun terwujud setelah menyingkirkan rasa takut akan banyak hal. Salah
satunya kepandaian berbahasa Inggris. Namun kebanyakan orang tak yakin dengan
asumsi ini. Berbicara cas cis cus jelas dibutuhkan tatkala menghadapi para
teman bule dan pendidik. Bahkan bahasa Inggris tetap menjadi hal utama dalam
salah satu persyaratan yang harus dilampirkan. Skor nilai yang ditentukan pun
tinggi jadi bagaimana mungkin bahasa Inggris dianggap nomor buntut dari sekian
syarat yang harus disiapkan pelamar beasiswa pendidikan?
Jawabannya sungguh jauh berbeda.
Buku ini mengajak semua orang, siapa pun itu untuk selalu yakin dengan
kemampuan dirinya sendiri. Mahasiswa yang memiliki percaya diri dan berwawasan
luas adalah pemenang dalam kompetisi hidup di negeri orang. “Logikanya,
walaupun Anda jago ngomong bahasa Inggris tetapi jika tak tahu hendak
menyampaikan apa, itu sama saja dengan nol” (halaman 15).
Sejarah hidup sang pengelana justru
baru dimulai ketika aplikasi beasiswanya diterima oleh International Fellowship Program (Ford Foundation) dan diterima di Universitas Ohio. Kerikil tajam mengawali
keberangkatannya. Di antaranya kehilangan dokumen penting di antrean bagasi
Bandara Soekarno Hatta dan mengalami ketegangan di kantor migrasi Bandara
Detroit. Dalam posisi genting, ia masih teringat pada doa yang diajarkan ibunya.
“Ternyata,
ketenangan serta kejernihan dalam menghadapi sesuatu serupa benteng yang akan
menyelamatkan kita dimana pun berada” (halaman 9).
Setelah sekian bulan beradaptasi
dengan dunia pendidikan di Athens, Universitas Ohio, celah sukses diperolehnya.
Strategi belajar, cakrawala baru dan berani mengemukakan pendapat yang
substansial adalah salah satu kisi-kisinya. Cara itu dianggap mampu membuatnya
bertahan dibandingkan sekedar kesulitan berbahasa asing (halaman 17).
Selain membahas pola pendidikan, sang
pengelana juga menyinggung hal-hal unik yang mengarah pada aneka suasana
Indonesia di negeri asing. Kerinduannya pada bahan makanan terasi yang hanya
bisa diperoleh di Asian Market, beragam
buku penulis Indonesia di Perpustakaan Alden, kecintaan seorang dosen Universitas
Ohio pada wayang Bali hingga tersedianya menu kopi Sumatera di gerai kopi
terkenal Amerika (halaman 71). Semua itu menunjukkan bahan makanan dan tradisi
Indonesia telah melanglang buana ke Amerika. Hal ini membuatnya terkesima dan
takjub, Indonesia terkenal di dunia.
Yang paling berkesan tentu suasana
berpuasa dan lebaran di Athens, Ohio (halaman 101). Meski sepi dari suasana meriah,
mahasiswa merayakannya dengan khusyu di Islamic
Center dan saling berkunjung ke tempat para sahabat. Jumlah muslim yang
minoritas justru membuat mereka saling akrab dan melupakan perbedaan geografi
maupun bahasa.
Tak lengkap rasanya jika tak
menikmati kemegahan ibu kota negara adidaya Washington D. C dan New York. Sang
pengelana berhasil menguliknya dari sisi berbeda. Ia meneropong dari segi
sosial ekonomi masyarakat. Pengangguran, kemiskinan (halaman 136), hingga harapan
“kemerdekaan” yang sebenarnya dari penduduk Amerika (halaman 195) mewarnai
perjalanan wisatanya. Sangat miris, gambaran itu mengurangi pesona Amerika yang
terlanjur sibuk mengurus negara lain.
“Pada
akhirnya, negara adidaya itu ternyata tidak seindah yang dilihat di film-film”
(halaman 138).
Ada banyak kisah yang dituangkan dalam
buku ini. Semuanya mengandung bahan pelajaran dan informasi berharga. Pembaca
pun tak harus merunut dari awal karena setiap bab punya kisah sendiri. Namun
ada baiknya jika buku ini dibaca keseluruhan untuk dapat mengetahui rekam jejak
pengelana sesungguhnya. Bagi calon mahasiswa yang berniat mendaratkan mimpinya
di negeri orang, buku ini bisa menjadi bahan pertimbangan. Bersikap cerdas dan
pandai membawa diri menjadi salah satu
tips sukses tanpa stres menimba ilmu dan bersahabat di perantauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!