Nyaris setahun yang lalu, saat saya memosting alasan kesibukan saya disini, ketika saya tak punya program rencana untuk setahun ke depan dalam menjalankan roda kepercayaan di tingkat PKK RT. Bayangan sempit saya hanyalah rencana membuka ruang baca atau membuka media belajar untuk anak. Saya tak punya rencana besar untuk para ibu. Mungkin saya terlalu khawatir, apatis atau apalah namanya terhadap kondisi anggota PKK RT yang berusia di atas saya. Saya selalu merasa, mereka jauh lebih pandai, tahu dan paham pada kehidupan dan pengetahuan sehingga tak perlu lagi ilmu baru. Baik soal masak-memasak, perawatan anak hingga masalah kesehatan.
Seiring waktu..dugaan saya salah.
Ilmu pengetahuan banyak yang diperbarui. Informasi banyak yang mudah terkoneksi. Mereka pun ingin mendapatkannya namun satu hal, tak semua orang adalah sosok "curiosity audiens". Membaca kondisi itu, saya melihat, betapa tak akan lakunya rumah baca saya jika mereka pun terlalu suka dengan siaran televisi dibandingkan menyediakan waktu untuk membaca dan menelaah isi bacaan. Betapa nyamannya mereka mendengarkan informasi dibandingkan mengorek dan merangkumnya sendiri. Mereka adalah tipe penerima: receipt people.
Lebih suka tak berusaha mencari informasi dan hidup pasrah dibandingkan bersusah payah menghabiskan waktu untuk berpikir.
Jadi strategi apa yang harus saya lakukan?
Setiap awal tahun, saya selalu berkaca. Saya menyukai perubahan. Apakah saya juga akan melakukannya kepada warga sekitar? Beranikah saya? Apakah yang saya takutkan? Penolakankah? Cibirankah? Atau gunjingan menyebalkan?
"the possibility of failure is beautiful of the possibility of sucessful"(Mario Teguh-15 Januari 2015)
Hari itu, saya dan suami melakukannya. Titik awal yang membuat saya mengetahui selera warga. Dan titik awal kehidupan saya selanjutnya.
Penyuluhan tentang KRPL bersama Tim Penyuluh Kecamatan |
antusiasme warga dalam memerhatikan proses pemindahan bibit |
berjalannya Buletin Bulanan di setiap pertemuan dasawisma |
"memajukan diri akan memungkinkan menjadi orang yang lebih maju"
Dan semua itu pun berjalan baik. Saya memilih menjadi pemberi pengetahuan secara perlahan. Menyediakan waktu dan bersikap melayani. Melakukan dengan sepenuh hati. Menyarankan yang terbaik untuk mereka demi manfaat di masa mendatang..dan bahagia saat salah satu di antara mereka berkata "resep dari buletin kemarin sudah saya coba. Banyak yang suka lo.."
Membaca tawaran paket tutorial gratis dari Mbak Susi Susindra, membuat naluri saya tergerak. Jika keberuntungan itu berpihak, ini bisa menjadi program andalan di bulan berikutnya yang tak terduga dan jelas istimewa. Ini pasti diminati mereka yang senang berkreasi dan mendatangkan peluang bisnis. Video ini sangat berarti bagi kami, perempuan muda dan penggemar bunga flanel. Video ini adalah angin segar yang bisa disebarluaskan tak hanya setingkat rukun tetangga (RT) tapi juga RW, kelurahan bahkan bisa disiarkan di radio dengan terjemahan kata. Semoga..semoga tercapai kesempatan itu.
Terima kasih ya mbak Ketty....
BalasHapusperubahan selalu diiringi keraguan di awal. Tapi lebih mudah setelah berjalan ya. :)
Saya itu ya pengen buat sesuatu sama desa saya, tp bingung hahaha
BalasHapusMbak, saya tunggu nama dan alamatnya di inbox/email saya ya
BalasHapus