Kamis, 28 Mei 2015

Be Biodiversity Warriors, Mengenal dan Melestarikan Keanekaragaman Hayati Banyumas 23 Mei 2015 di STIMIK AMIKOM, Purwokerto

suasana workshop yang seru..banyak banget ilmu baru
Perilaku mencintai makhluk Allah kini telah bergeser. Banyak generasi muda yang terlalu cuek dengan keadaan di sekitarnya. Bahkan mereka tak ambil pusing dengan hal-hal sepele yang berkaitan pada kerusakan alam. Contoh sederhananya ada pada lingkup halaman rumah. Kita cenderung lebih peduli pada gadget dibandingkan mengurus dan memelihara tanaman. “Nggak gaul kalo nggak update status”, bahasa kerennya! Alhasil banyak teman-teman yang tak kenal dengan lingkungan. Namun anehnya mereka hobi mencari ruang terbuka hijau untuk sekedar berolahraga dan kongkow-kongkow. Nah lo!


"saatnya peserta bertanya dan didokumentasikan"
Sepatutnya jika mengaku muslim sejati, kita memikirkan masa depan bumi. Yap.. cukup meluangkan waktu dengan beraktivitas jalan-jalan “peka”. Yakni jalan-jalan, cuci mata tapi peduli ekosistem. Langkah sederhananya cukup dengan bergabung, peduli dan bersedia menjadi ksatria biodiversitas. Ksatria Biodiversitas (Biodiversity Warriors) adalah upaya KEHATI mengajak anak muda untuk berperan serta menjadi investigator lingkungan. Mengapa sasarannya anak muda? “Tak lain disebabkan prosentase jumlah anak muda yang sangat besar,tersebar di seluruh ASEAN,” ungkap Sita Rani, wakil KEHATI.
Fadhli Sofyan, seorang Bwers yang berdomisili di Bogor menambahkan bahwa anak muda cenderung senang terlibat dalam proses kehidupan, baik trend dan hobi. Oleh karena itu mereka perlu dilibatkan secara positif agar bersentuhan dengan lingkungan dan menyebarkannya pada dunia. Misal nih, jika kalian mengaku hobi travelling ke pelosok desa, disertai foto-foto narsis sebagai dokumen ke teman-teman di dekat kerbau bule yang hampir punah, maka kita yang menemukannya sebaiknya ikut mempelajari lebih detil, mengapa kerbau bule ini berkurang jumlahnya. Lalu pemiliknya siapa saja, letaknya dimana, umurnya berapa, detil warna dan karakteristik tubuhnya seperti apa dan lain-lain.
Tanpa kita sadari, pengalaman di atas sering kita temui tapi tidak pernah kita dokumentasikan dengan baik dan benar. Teman-teman yang punya hobi berburu kodok, pasti suka memerhatikan jenis, warna, karakter kulit, waktu keluar, dan jumlah kelompoknya. Demikian juga dengan para penggila makhluk lain yang jumlahnya tersebar di seantero nusantara.


inilah contoh foto lingkungan yang layak menjadi sumber inspirasi bagi pembaca
Sayang kan jika draft dokumentasi  terlanjur tersimpan di hard disk atau blog secara perseorangan. Sementara tidak banyak orang lain yang mengetahui dan tentu lebih sulit melacak informasinya. Di Biodiversity Warriors, pengetahuan tersebut akan terkumpul dan menjadi sumber yang berharga. Misalnya seseorang melacak informasi spesies endemik di Banyumas, maka teman-teman yang berdomisili di luar Banyumas atau sekitarnya dapat membantu menemukannya. Nah, sudah siapkah bergabung di Biodiversity Warriors (BW)? Sudah siapkah mengasah kemampuan menulis artikel dan menggabungkannya menjadi sebuah artikel menarik untuk dipublikasikan disini?
Untuk bergabung menjadi seorang ksatria keanekaragaman hayati (BW), teman-teman bisa sign up dihttp://www.biodiversitywarriors.org/. Beberapa persyaratan dapat dilihat dan dipelajari disana demikian juga dengan contoh artikel dan dokumentasinya. Obyek yang diamati dapat berupa tumbuhan unik, bahan pangan, obat herbal maupun hewan. Cara penulisannya menyerupai artikel sederhana. Foto dan video bisa menjadi sarana dokumentasi yang mewakili isi artikel. Teman-teman yang bergabung disini tentu akan senantiasa terdorong untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang diamati. Mengapa? Karena berkurangnya jumlah satu spesies akan memengaruhi kondisi alam sekitarnya. Jadi dengan menjadi sosok Biodiversity Warriors di jiwa, kita tak hanya jago menjaga lingkungan tapi juga mendapatkan tambahan amal dari ilmu yang dibagikan. Yuk gabung bersama Biodiversity Warriors! Gak rugi kok, karena berbagi semakin membuat dirimu kaya..
*Liputan tanggal 23 Mei 2015 di STIMIK AMIKOM Purwokerto
artikel ini telah dipublikasikan di http://annida-online.com/

1 komentar:

  1. Menarik sekali. Kita memang makin tak peduli lingkungan. *lihat halaman sendiri yg isinya cuma rumput, belum ada tanamannya :(

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!