Rabu, 11 Februari 2015

Menulis Untuk Berbagi

Hihihi..lama nian saya tidak menambah postingan. Basi banget yang pada main kemari. Lihatnya itu-itu saja ya. Maafkan teman pembaca. Dunia nyata menuntut perhatian lebih hingga kepala cenat cenut dan peluh lelah menghampiri setiap hari. Namun jiwa menulis masih terus kaing-kaing menggema di kepala.

Iya. saya tetap menulis merangkai kata untuk karya 'kenikmatan sebuah buah seksi', alpukat. Buah ini akan saya kupas dari sisi daun, biji dan buahnya. Penulis terdahulu memang telah banyak yang mengupasnya, namun ada sisipan yang berbeda yang saya sentuhkan di buku ini. Jika terbit, buku ini akan saya hadirkan disini. 

Corat coret menulis, memberikan anugerah kepada saya. Di blog misalnya, menulis disini membuat saya terlatih berpikir sederhana ga usah memersulit diri dalam menyampaikan pesan. Berbeda dengan menulis dalam artikel di koran. Selain up to date, opini yang disampaikan harus memberi gagasan pada pembaca. Intinya saya tak perlu berpikir keras untuk mengisi postingan di rumah sendiri. Mengalir saja.

Nah bicara tentang gerakan air -mengalir- ini, saya tergelitik dengan pikiran Bang Rene Suhardono yang dituang dalam kolom ULTIMATE-U nya di hari Sabtu, 17 Januari 2015 (harian kompas) lalu. Ia tak setuju dengan 'mengalir' itu. Iya. Kondisi yang sering disebutkan oleh banyak orang saat ia menyatakan kehidupannya: bagai air mengalir. Padahal faktanya, manusia bukanlah air. Jadi janganlah manusia menyamakan diri dengan air. Air yang mengalir sebenarnya justru tak punya tujuan selain hanya ke lautan lepas. Ia hanya mengikuti gravitasi. Bergerak mengalir seiring kemiringan benda yang dilewatinya. Sementara manusia harus punya tujuan dalam melakukan rencana hidup atau program kerja. Bahkan saat ia merencanakan meminang seseorang dalam sebuah ikatan resmi. Nah lo!

Saya jadi setuju setelah membaca itu. Oh My God..kemanakah saya selama ini? ikut mengalirkah saya melewati sungai berkelok hingga tak sadar bahwa saya harus rajin membuat rencana hidup meski saya hanya penulis amatir dan ibu rumah tangga biasa?

Bisa jadi saya dan ibu rumah tangga lain terlalu asyik dengan hiruk pikuk sederhana yang 'itu-itu saja' hingga tidak pernah menyisihkan keinginan berbuat lebih dan merencanakan sesuatu yang lebih hebat dari sebelumnya. Kesalahan itu sebaiknya mulai diperbaiki. Ada banyak hal lain yang bisa kita jalani untuk kebaikan diri dan orang lain tanpa harus memikirkan imbalan. Menulis di blog dan membaginya ke khalayak secara gratis adalah salah satunya. Yuk ubah diri dan bagi kasih sayangmu dalam bentuk ilmu. 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!