Judul Buku: Fixiano - Kumpulan Cerita Ian
Pengarang: Gabriel Fabiano
Penerbit: Sinotif Publishing
Tahun Terbit: Oktober 2014, Cetakan Pertama
ISBN: 978-18733-8-3
Harga: Rp.55.000
Ada yang luar biasa dari seorang Gabriel Fabiano. Pengarang buku fiksi anak ini masih berusia belia (11th) namun imajinasinya sudah menjelajah dunia. Tengok dan simak saja buku terbarunya yang terbit di akhir 2014 lalu. Ada banyak kisah menarik yang luar biasa unik yang mengalir dari Gabriel tangan kreatif: The Watermelon Bell, Kanguru Tanpa Kantung, Melody Fog, Perfectionist, Inked, Candy Land, dan 11 kisah fiksi menarik lainnya. Setiap kisah tak saling berkaitan sehingga pembaca dapat memilih judul mana yang menarik hati atau cerita apa yang ingin dibaca melalui ilustrasi gambar.
Gabriel sudah pasti memiliki wawasan yang luas sebelum menuangkan ide tulisannya. Terbukti dari beberapa kisah yang tidak asal bercerita "Inked" (halaman 39). Dalam kisah itu ada pengetahuan yang bisa dipetik oleh anak-anak sebayanya. Para kraken yang berwujud cumi-cumi raksasa memiliki senjata andalan berupa tinta hitam yang bisa menyerang siapa saja. Dalam dunia nyata, cumi-cumi memang memanfaatkan tintanya untuk melindungi dirinya dari ancaman pemangsa.
ilustrasi gambar kisah EUGENE |
Buat teman-teman yang menyukai musik, Gabriel menyisipkan kemampuannya menggabungkan tangga nada dengan kisah negeri impian Cleffa. Kisah yang berjudul "Melody Fog" (halaman 23) ini sederhana namun menyentuh karena menceritakan keinginan seorang gadis cilik Cleffa yang ingin bertemu dengan ibu kandungnya.
ilustrasi gambar kisah THE WATERMELON BELL |
Melalui beberapa kisah yang dituangkannya, Gabriel bereksperimen memahami dan memindahkan kondisi nyata dalam keseharian. Hal itu terlihat pada kisah "Perfectionist" (halaman 31). Kisah ini mengingatkan saya pada fiksi anak 'si teko dan si gelas antik'. Kisah yang menggambarkan rasa cemburu si teko pada gelas antik yang selalu dipajang di lemari tuannya. Bisa jadi Gabriel dan saya atau siapa pun terpengaruhi kisah yang bermotif pada kecemburuan dalam memandang kehidupan. Namun pengarang mentransformasikannya dalam bentuk yang berbeda hingga pembaca mendapat pesan yang mengena. Gabriel pun berhasil mengadaptasikan kisah itu dalam kemasan kekinian. Terbukti, pengarang memilih subyek barang-barang modern yang tak asing dengan anak-anak masa kini. Buat pembaca cilik yang berada jauh dari hiruk pikuk alat-alat canggih, deskripsi yang dilukiskan Gabriel bisa menjadi gebrakan berbeda. Kisah lainnya yang mencerminkan perilaku anak masa kini, juga terasa di "Teddy Blue" (halaman 103) dan "Green Pixels" (halaman 59).
ilustrasi gambar MELODY FOG |
Jika kita berpikir bahwa tokoh akan selalu hidup hingga di akhir cerita maka tak demikian halnya dengan penokohan yang dipilih pengarang. Pada "Kanguru Tanpa Kantung", tokoh Kanga harus mati karena terbunuh oleh pasukan musang (halaman 15). Kisah ini mencerminkan bahwa pengarang yang masih berusia belia menghendaki kekuatan pesan di setiap cerita. Bukan pada "akhir" yang harus membahagiakan atau happy ending bak dongeng. Namun sebagaimana anak-anak lainnya yang pernah melanglang buana dengan dongeng sebelum tidur, Gabriel juga menjajaki dunia yang sama. Ia menggabungkan dongeng kerajaan dan kecanggihan teknologi dalam kumpulan fiksinya.
Keasyikan buku ini juga terdapat pada keinginan pengarang untuk mengajak pembaca menjelajahi dunia yang berbeda-beda. Di air, di angkasa, di Eropa bahkan di lingkungan terdekat kita.
Buku ini layak dijadikan bahan bacaan anak-anak masa kini. Kisahnya tidak membosankan, ilustrasi gambar yang baik dan hurufnya nyaman di mata. Cover bukunya pun menarik: dua naga di antara bayangan gambar kisah fixiano! Cerminan dongeng berpadu dengan modernitas. Ada satu hal unik yang perlu dijadikan pegangan dari buku ini, yaitu adanya catatan pesan di akhir cerita. Pembaca yang baik akan mudah menangkap maksud dari setiap kisah melalui pesan tersebut.
Sekali lagi, inilah momen kebangkitan pengarang cilik. Gabriel yang cerdas menginginkan pembaca tak pernah menghentikan khayalannya. Karena sesuatu yang aneh dalam dunia khayal anak bisa terwujud dalam sebuah cerita, seperti yang telah dijelajah oleh Gabriel Fabiano.
nb: bayangan gambar - baru saya sadari setelah berhasil memerhatikan dengan seksama hasil jepretan di bawah cahaya surya..sebuah teknik yang cerdik untuk memikat pembaca.
Sekali lagi, inilah momen kebangkitan pengarang cilik. Gabriel yang cerdas menginginkan pembaca tak pernah menghentikan khayalannya. Karena sesuatu yang aneh dalam dunia khayal anak bisa terwujud dalam sebuah cerita, seperti yang telah dijelajah oleh Gabriel Fabiano.
nb: bayangan gambar - baru saya sadari setelah berhasil memerhatikan dengan seksama hasil jepretan di bawah cahaya surya..sebuah teknik yang cerdik untuk memikat pembaca.
Masya Allah usia belia sdh dpt menerbitkan buku .
BalasHapus